Halaman

Sabtu, 28 April 2018

HUSNUZHAN, TAWADHU', TASAMUH, DAN TA'AWUN


A.    Amati Perhatikan!
Amati ayat berikut ini!

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ
Artinya: “Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah suri teladan yang baik”.  (Q.S. al-Ahzab:21)

B.     Penasaran?
Setelah kalian mengamati salah satu ayat al-Quran, tentunya akan banyak hal yang menjadi pertanyaan di benak kalian bukan?. Nah, sekarang coba tulis, kemudian ungkapkan pertanyaan-pertanyaan kalian tersebut!. Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dan sebagainya.

NO
KATA TANYA
PERNYATAAN
1
Apakah
Peristiwa apa saja yang terjadi pada gambar di atas?
2


3




C.    Buka Cakrawalamu!
Mari kita membaca materi berikut ini untuk menambah wawasan kalian tentang akhlak terpuji terhadap sesama!
1.      Husnuzhan
Nabi saw. bersabda:

Artinya: “Sangat beruntung orang yang sibuk dengan aib/kekurangan diri sendiri dari pada mengurusi aib orang lain”.

Menurut bahasa, husnuzhan adalah berbaik sangka. Sedangkan menurut istilah adalah berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau dilakukan orang lain.
Orang yang mempunyai sifat husnuzhan selalu memandang orang lain dengan kacamata kebaikan. Maka orang yang selalu ber-husnuzhan akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Jika seseorang berbuat kepadanya maka ia akan sangat berterima kasih atas kebaikannya dan berusaha membalas kebaikannya. Namun jika ada orang yang berbuat tidak baik kepadanya maka ia tidak akan membalasnya dengan hal-hal yang tidak baik pula. Akan tetapi, dia akan mencari sisi baiknya dan selalu mengintropeksi dirinya sendiri.

Secara umum husnuzhan ada dua macam:
a)      Husnuzhan kepada Allah
Kita harus yakin bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah juga Maha Memelihara semua makhluk-Nya, terutama manusia. Maka apapun yang Allah berikan dalam kehidupan kita, patut kita syukuri dan kita ambil hikmhnya dengan ber-husnuzhan kepada Allah. Dengan begitu kita akan semakin ikhlas dan sabar dalam menjalani kehidupan.
Ketika Allah memberikan kita musibah seperti sakit, maka kita harus ber-husnuzhan­ kepada Allah. Bahwa Allah sayang kepada kita dengan merontokkan dosa-dosa kita ketika sakit dan bersabar.

b)      Husnuzhan kepada sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Islam mengajarkan berbagai cara untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang damai dengan ber-husnuzhan kepada masyarakat atau tetangga sekitar. Seperti halnya Rasulullah yang selalu ber-husnuzhan kepada orang-orang yang menyakitinya. Ketika Rasulullah menyiarkan dakwah pada periode pertama, beliau pernah ditolak, dihujat dan disakiti oleh penduduk Thaif. Namun Rasulullah selalu ber-husnuzhan bahwa mereka belum memahami tentang kerasulannya kemudian mendoakannya agar mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Kita patut mencontoh perbuatan baik Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari baik di masyrakat atau di lingkungan sekolah kita.

2.      Tawadhu’
Pengertian tawadhu’ adalah rendah hati dan tidak sombong. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah Swt. Dengan kenyakinannya tersebut maka tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan meresa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah hati dan selalu menjaga hati serta  niat segala amal kebaikannya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.
Tawadhu’ merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai muslim bersikap tawadhu’, karena tawadhu’ merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat Islam. Perhatikan sabda Nabi saw. berikut ini:

Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh Allah. (HR. Muslim).

Tanda orang yang tawadhu’ adalah di saat seorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sika tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakinbertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawadhu’ menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah Swt. untuk mengujinya apakah ia bersyukur atau kufur.

Allah berfirman dalam surah al-Isra ayat 37
وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ طُولٗا ٣٧
Artinya: “Dan janganlah kallian berjalan di atas bumi ini dengan menymbongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung”. (QS. Al-Isra:37)

3.      Tasamuh
Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi. Sedangkan menurut istilah, tasamuh berarti sama-sama/saling berlaku baik, lemah lembut, dan saling memaafkan. Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang di gariskan oleh ajaran Islam. Sikap tasamuh perlu dibangun dalam diri setiap individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan antar sesama manusia. Dengan tasamuh dapat menjauhkan diri dari sifat kesombongan dan keangkuhan.

4.      Ta’awun
Ta’awun adalah tolong-menolong antar sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama.
Dalam firman Allah menyerukan:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢
Artinya: “...dan tolong menolonglah kamudalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maidah:2)


D.    Rangkuman
Menurut bahasa, husnuzhan adalah berbaik sangka. Sedangkan menurut istilah adalah berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau dilakukan orang lain. Orang yang mempunyai sifat husnuzhan selalu memandang orang lain dengan kacamata kebaikan. Maka orang yang selalu ber-husnuzhan akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Jika seseorang berbuat kepadanya maka ia akan sangat berterima kasih atas kebaikannya dan berusaha membalas kebaikannya. Namun jika ada orang yang berbuat tidak baik kepadanya maka ia tidak akan membalasnya dengan hal-hal yang tidak baik pula. Akan tetapi, dia akan mencari sisi baiknya dan selalu mengintropeksi dirinya sendiri.

Sedangkan tawadhu’ adalah rendah hati dan tidak sombong. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah Swt. Dengan kenyakinannya tersebut maka tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan meresa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah hati dan selalu menjaga hati serta  niat segala amal kebaikannya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.

Adapun tasamuh menurut istilah adalah “sama-sama berlaku baik, lemah lembut, dan saling memaafkan. Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang di gariskan oleh ajaran Islam.

Sikap tasamuh perlu dibangun dalam diri setiap individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan antar sesama manusia. Dengan tasamuh dapat menjauhkan diri dari sifat kesombongan dan keangkuhan. Ta’awun adalah tolong-menolong antar sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama.

2 komentar:

  1. Pelajaran dan pendidikan akhlak sangat penting bagi pelajar muslim di seluruh Indonesia. Bagi seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya Kita memiliki semangat dan ghirah dalam mempelajari bahasa arab. Terlebih lagi bahasa arab dan wasilah bagi kita dalam mengenal ilmu syari.
    Pengertian Rasul Ulul Azmi pengertian husnuzan, tawaduk, tasamuh dan ta'awun Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus