A.
Amati Perhatikan!
Amati kisah berikut ini!
Kisah Abu Jahal dan Abu Lahab
Abu Lahab adalah keturunan dari suku Quraisy yang memusuhi,
menantang dan menghalang-halangi perjuangan dakwah Rasulullah saw. dalam
menegakkan agama Islam di Makkah. Abu Lahab selalu menghasut para pengikut Nabi
Muhammad saw. supaya tidak mengikuti ajaran Nabi. Ia berusaha sedemikian rupa
dalam menghalang-halangi dakwah Nabi, ia berupaya merendahkan agama Islam.
Pada suatu ketika Rasulullah saw. naik ke Bukit Shafa sambil
berseru: “Mari berkumpul pada pagi hari ini!” Maka berkumpullah kaum Quraisy.
Rasulullah saw. bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu
bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya
kepadaku?”.
Kaum Quraisy menjawab: “Pasti percaya”. Rasulullah saw. bersabda: “Aku
peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dasyat akan datang”. Bekatalah Abu
Lahab: “Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?”.
Istri Abu Lahab juga mengikuti jejak Abu Lahab yaitu
menghalang-halangi Islam dengan menyebarkan duri-duri di tempat yang akan
dilalui Rasulullah saw. Abu Lahab dengan perlakuannya seperti itu amatlah rugi
dan sangat celaka, amalnya sia-sia, usahanya untuk menghalanghalangi Islam
percuma. Harta, pangkat, kedudukan yang dibanggakan Abu Lahab tidak berarti
apa-apa. Abu Lahab kelak akan disiksa dengan api neraka yang sangat panas.
Abu Jahal nama lengkapnya adalah Abu Jahal bin Hisyam. Prang
Quraisy biasa memanggilnya Abul Hakam. Ia termasuk orang yang terpandang di
kalangan kabilah Quraisy. Dia adalah orang kafir Quraisy yang selalu
menghalang-halangi dan memusuhi Nabi Muhammad saw. Ejekan dan hinaan sering
kali di lontarkan dari mulutnya, menganggap Nabi gila karena sering dianggap
membuat cerita palsu dan mengada-ada, walaupun Abu Jahal selalu menemukan
kebenaran cerita rasulullah akan tetapi Abu Jahal tetapi tidak mau mengimani
dan mengikuti Rasulullah saw.
B.
Penasaran?
NO
|
KATA TANYA
|
PERNYATAAN
|
1
|
Mengapa
|
Mengapa
terjadi permusuhan seperti halnya ada dala gambar di atas?
|
2
|
||
3
|
Setelah kalian
mengamati cerita di atas, tentunya akan banyak hal yang menjadi pertanyaan di
benak kalian bukan?. Nah, sekarang coba tulis, kemudian ungkapkan
pertanyaan-pertanyaan kalian tersebut!. Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa,
mengapa, bagaimana, dsb.
C.
Buka Cakrawalamu!
Untuk menambah wawasan
kalian Mari kita membaca materi berikut:
1.
Hasad
Hasad atau
dengki adalah perasaan tidak senang terhadap orang lain yang mendapatkan nikmat
Allah. Orang yang memiliki sifat hasad selalu iri hati jika melihat orang lain
hidup senang.
Hasad atau
dengki adalah sifat tercela. Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang kita berbuat
hasad atau dengki.
Sabda
Rasulullah saw.:
Artinya: “Janganlah kamu dengki mendengki, jangan putus-memutus
hubungan persaudaraan, jangan benci membenci, jangan pula belakang membelakangi
dan jadilah kamu semua hamba Allah seperti saudara, sebagai mana yang di
perintahkan Allah kepadamu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Hasad atau
dengki adalah sifat iblis dan setan. Makhluk Allah yang pertama kali memiliki
sifat hasad/dengki adalah iblis. Iblis dengki kepada Nabi Adam as. karena Nabi
Adam di ciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terhormat, Iblis iri hati
melihat Malaikat bersujud menghormati Nabi Adam. Karena sifat dengji yang sudah
melekat pada dirinya, iblis tidak mau menghormati Nabi Adam, walupun itu
diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu, Iblis dikutuk oleh Allah.
Orang yang
memiliki sifat dengki merasa iri hati melihat orang lain hidup senang atau
beruntung. Ia menginginkan keberuntungan itu oindah kepadanya, karena hatinya
selalu kotor. Orang yang dengki itu akan sia-sia amal ibadahnya terhapus oleh
sifat dengkinya.
Sabda
Rasulullah saw.:
Artinya: “Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu
memakan semua kebaikan, sebagaimana api menghanguskan kayu bakar”. (HR. Abu
Dawud).
Orang yang
bersifat dengki hanya akan memperoleh celaan, kehinaan dan kesusahan bahkan
para Malaikat melaknat orang yang memiliki sifat dengki.
Sifat hasad
dan dengki dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab:
a.
Tidak
bersyukur terhadap nikmat yang di berikan oleh Allah, merasa kurang dan tidak
ouas terhadap nikmat yang dia terima.
b.
Adanya
perasaan tidak senang kepada orang lain.
c.
Adanya
perasaan tinggi hati, tidak senang jika ada orang yang melebihi/lebih baik
darinya.
Menghilangkan rasa hasad:
a.
Senantiasa
bersyukur terhadap nikmat Allah Swt.
b.
Berusaha
menyenangkan orang lain.
c.
Bersikap
rendah hati.
2.
Dendam
Dendam artinya
keinginan untuk membalas. Allah Swt. sangat membenci orang yang pendenda,
karena sifat pendendam sangat membahayakan dan merugikan orang lain.
Sabda
Rasulullah saw.:
Yang Artinya: “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang
yang paling pendendam”. (HR. Bukhori dan Muslim)
3.
Ghibah
Ghibah artinya
mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib
orang lain.
Allah berfirman
dalam al-Quran surah al-Hujurat ayat 12:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ
إِثۡمٞۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ
إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ ١٢
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak
prasangka, sesungguhnya prasangkan itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati?. Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Alah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang”. (QS.
Al-Hujurat:12)
Dalam hadits
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Ghibah ialah apabila engkau
menyebutkan perihal saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukai olehnya”. (HR.
Muslim)
Sebab-sebab
timbulnya Ghibah
a.
Ingin
menghilangkan perasaan marah. Jik telah terlampiaskan marahnya ia merasa puas.
b.
Kemegahan
diri, seseorang yang ingi dikatakan hebat, dan mewah atau megah.
c.
Menganggap
orang lain lemah, rendah dan hina.
4.
Fitnah
Fitnah artinya
perkataan yang bermaksud menjelekkan orang seperti menodai nama baik, merugikan
kehormatan orang lain.
Firman Allah
QS. al-Baqarah 217:
وَٱلۡفِتۡنَةُ
أَكۡبَرُ مِنَ ٱلۡقَتۡلِ
Artinya: “Sedangkan
fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan”.
Orang yang suka
memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat orang lain
hidup senag atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh kedalam kebinasaan.
Sebab-sebab
yang menimbulkan fitnah:
a.
Berupa
tekanan orang atau pihak lain.
b.
Berupa
hukuman.
c.
Berupa
pemberian Allah baik dan buruk.
d.
Kalah
dan menang, senang dan susah
e.
Berupa
anak dan harta.
Firman Allah dalam QS. al-Anfal ayat 28:
وَٱعۡلَمُوٓاْ
أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ
أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٨
Artinya: “Dan ketahuilah bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan/fitnah dan sesungguhnya di
sisi Allah ada pahala yang besar”. (QS. al-Anfal:28)
5.
Namimah
a.
Pengertian Namimah
Menurut bahasa
namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba. Adapun yang
dimaksudkan dengan namimah menurut istilah adalah menyampaikan sesuatu yang
tidak disenangi. Baik yang tidak senang itu orang yang diceritakan ataupun
orang yang mendengarnya. Kata biasa menyebutnya dengan “adu domba”. Cara
menyampaikan sesuatu itu biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi
adakalanya dengan tulisan, isyarat atau dengan sindiran.
Namimah pada
hakekatnya adalah menyampaikan atau menceritakan rahasia orang lain sehingga
merusak nama baik orang lain tersebut, tentu saja orang yang diceritakan itu
meresa tidak senang dan dapat menimbulkan permusuhan.
Seringkali
terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja ingin menimbulkan permusuhan
antara seseorang dengan orang lain atau bahkan sifat seseorang yang ingin
mencari popularitas diri sendiri diatas penderitaan orang lain. Misalnya Abduh
dan Asmat adalah dua orang yang bersahabat. Fulan adalah orang yang banyak
omong dan akhlaknya kurang baik. Melihat persahabatan Abduh dan Asmat sangat
akrab, Fulan kemudian mencari-cari peluang untuk mengadu domba antara mereka.
Dengan berbagai cara Fulanlakukan, sehingga persahabatannya bercerai berai
bahkan terjadi perkelahian atau permusuhan antara Abduh dan Asmat.
b.
Dalil yang berhubungan dengan Namimah
Namimah
termasuk akhlak yang tercelayang dilarang dalam agama sesuai dengan firman
Allah Swt. sebagai berikut:
وَلَا
تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ مَّهِينٍ ١٠هَمَّازٖ مَّشَّآءِۢ بِنَمِيمٖ ١١
Artinya: “dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah”.
(QS. al-Qalam:10-11)
وَيۡلٞ
لِّكُلِّ هُمَزَةٖ لُّمَزَةٍ ١
Artinya: “kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”.
(QS. al-Humazah:1)
c.
Penyebab timbulnya sifat Namimah
Perbuatan
namimah atau adu domba di sebabkan antara lain:
1)
Ada
perasaan tidak senang terhadap orang yang diceritakan.
2)
Adanya
sifat dengki pada diri seseorang yang menyebabkan ketidak senangan kepada orang
lain yang mendapatkan kebahagiaan maupun kesuksesan.
3)
Mencari
muka agar orang lain bersimpati kepada dirinya.
4)
Gemar
berbicara berlebihan, omong kosong atau berbicara tentang hal-hal yang tidak
benar.
Ada beberapa cara untuk
menghindari sifat namimah antara lain:
1)
Apabila
melihat atau mendengar sesuatu yang disampaikan orang lain itu akan menimbulkan
keburukan sebaiknya didiamkan saja.
2)
Jangan
melayani omongan orang yang suka berkata bohong.
3)
Apabila
ada berita yang meragukan dari seseorang, agar diselidiki dulu kebenarannya.
D.
Rangkuman
Hasad atau dengki adalah perasaan tidak senang terhadap orang lain
yang mendapatkan nikmat Allah. Orang yang memiliki sifat hasad selalu iri hati
jika melihat orang lain hidup senang. Hasad atau dengki adalah sifat tercela.
Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang kita berbuat hasad atau dengki.
Adapun dendam artinya keinginan untuk membalas. Allah Swt. sangat
membenci orang yang pendenda, karena sifat pendendam sangat membahayakan dan
merugikan orang lain.
Adapun ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan
atau tindakan yang menjadi kekurangan orang lain, walau yang dibicarakan sesuai
dengan kenyataan yang ada.
Sedangkan yang dimaksudkan namimah menurut istilah adalah menyampaikan
sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang itu orang yang diceritakan
ataupun orang yang mendengarnya. Kata biasa menyebutnya dengan “adu domba”.
Cara menyampaikan sesuatu itu biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi
adakalanya dengan tulisan, isyarat atau dengan sindiran.
Namimah pada hakekatnya adalah menyampaikan atau menceritakan
rahasia orang lain sehingga merusak nama baik orang lain tersebut, tentu saja
orang yang diceritakan itu meresa tidak senang dan dapat menimbulkan permusuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar