Halaman

Sabtu, 28 April 2018

KETELADANAN NABI YUNUS DAN NABI AYYUB




A.    Keteladanan Nabi Yunus
Nama lengkapnya adalah Nabi Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.  Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah untuk berdakwah menghadapi penduduk Niwana yakni suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Saat itu, hanya ada dua pengikut Nabi Yunus yaitu Rubil, adalah seseorang yang alim, bijaksana dan Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.
Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah karena mendung gelap, binatang peliharaan gelisah, wajah pucat dan angin bertiup kencang membawa suara gemuruh. Kaum Ninawa takut ancaman Nabi Yunus benar-benar terjadi dan akhirnya mereka sadar bahwa Nabi Yunus adalah orang yang benar dari Allah. Kemudian kaum Ninawa beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Nabi Yunus.
Keadaan Nabi Yunus yang tidak menentu tanpa tujuan dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya tiba di pantai dan melihat sebuah kapal yang akan menyebrangi laut. Kemudian Nabi Yunus menumpang kapal itu dan ketika berlayar tiba-tiba terjadi badai yang hebat, kapal bergoncang dan para penumpang sepakat untuk mengurangi beban dengan membuah salah seorang diantara mereka ke laut. Undian pertama jatuh pada Nabi Yunus namun undian diulang karena penumpang merasa bahwa Nabi Yunus tidak layak dibuang karena Nabi Yunus orang yang mulia. Tapi pada pengulangan kedua dan ketiga tetap nama Nabi Yunus yang keluar. Nabi Yunus sadar itu adalah kehendak Allah, kemudian Nabi Yunus rela menjatuhkan diri ke laut. Allah kemudian mengirimkan Nun (paus) untuk menelan Nabi Yunus. Di dalam perut ikan Nun, Nabi Yunus bertaubat meminta ampun dan pertolongan Allah, Nabi Yunus bertasbih selama 40 hari dengan berkata “Lailaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu minadzolimin (Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dzolim)”.
Allah berfirman dalam Qs. As-Saffat: 139-148 yang artinya: “Sesungguhnya Yunus benar-benar salahseorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus orang atau lebih, lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu”. (Qs. As-Saffat: 139-148)
Allah mendengar do’a Nabi Yunus dan memerintahkan ikan Nun mendamparkan Nabi Yunus di sebuah pantai. Allah Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu, agar Nabi Yunus yang kurus dan lemah tak berdaya dapat bernaung dan memakan buahnya. Setelah pulih, Nabi Yunus diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana Nabi Yunus kaget melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Nabi Yunus kemudian mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
B.     Meneladani Nabi Ayyub
Nabi Ayyub adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ayyub adalah seorang yang kaya raya, Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Nabi Ayyub hidup makmur dan sejahtera, walaupun demikian Nabi Ayyub tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan Nabi Ayyub tidak membuatnya lupa kepada Allah. Nabi Ayyub gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin.
Allah berfirman kepada Iblis: “sesungguhnya Ayyub adalah hambaKu yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin yang sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun yang melanda dirinya dan hartanya. Ia yakin bahwa siapa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keyakinannya pada takdir-Ku, Kuizinkan kau menggoda dan memalingkannya dariKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang ruku damai sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku Ayyub itu”.
Iblis dan para pembantunya kemudian menyerbu keimanan Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak pemeliharaan Nabi Ayyub. Berikutnya Iblis dan para pembantunya mendatangi putra-putra Nabi Ayyub di gedung yang besar dan megah, digoyangkan tiang-tiang gedung itu sehingga roboh dan anak-anak Nabi Ayyub mati semua. Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di sekujur tubuh Nabi Ayyub sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikan. Keluarga dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah. Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus menerus memang ujian berat bagi Ayyub dan Rahmah. Namun Nabi Ayyub selalu bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah.
Pada suatu hari, mungkin karena tidak tahan dalam penderitaan, Rahmah pamit meninggalkan Nabi Ayyub. Di dalam kamar, Nabi Ayyub bermunajat kepada Allah “Ya Allah, aku telah diganggu setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan Dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. Allah menerima do’a Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah kepada Nabi Ayyub: “Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancar dan dengan air itu kau akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jika kau pergunakan untuk minum dan mandi”.
Sementara itu Rahmah yang telah pergi meninggalkan Nabi Ayyub, lama-lama merasa kasihan dan Rahmah kemudian datang menjenguk. Nabi Ayyub gembira melihat istrinya kembali namun Nabi Ayyub ingat sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah yang memberikan jalan keluar. Firman Allah: “Hai Ayyub, ambilah lidi seratus buah dan pukulah istrimu itu sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu.
                Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Nabi Ayyub dikaruniai lagi harta benda yang melimpah. Dari Rahmah ia mendapat anak bernama Basyar, di kemudian hari ia mendapat julukan Dzulkifli artinya: Yang punya kesanggupan. Dzulkifli akhirnya juga menjadi Nabi dan Rasul Allah.

 


 RANGKUMAN

1.      Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah untuk berdakwah menghadapi penduduk Niwana yakni suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Saat itu, hanya ada dua pengikut Nabi Yunus yaitu Rubil, adalah seseorang yang alim, bijaksana dan Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.
2.      Nabi Yunus diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana Nabi Yunus kaget melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Nabi Yunus kemudian mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
3.      Nabi Ayyub adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ayyub adalah seorang yang kaya raya, Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Nabi Ayyub hidup makmur dan sejahtera, walaupun demikian Nabi Ayyub tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan Nabi Ayyub tidak membuatnya lupa kepada Allah. Nabi Ayyub gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin. Sementara itu Iblis merasa iri dan ingin menjerumuskan Nabi Ayyub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka. Tetapi keimanan Nabi Ayyub lebih kuat dibanding godaan setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar