A.
Keteladanan Nabi Yunus
Nama lengkapnya adalah Nabi Yunus bin Matta dari
keturunan Benyamin bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah untuk
berdakwah menghadapi penduduk Niwana yakni suatu kaum yang keras kepala,
penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Saat itu, hanya ada dua
pengikut Nabi Yunus yaitu Rubil, adalah seseorang yang alim, bijaksana dan
Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.
Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah karena
mendung gelap, binatang peliharaan gelisah, wajah pucat dan angin bertiup
kencang membawa suara gemuruh. Kaum Ninawa takut ancaman Nabi Yunus benar-benar
terjadi dan akhirnya mereka sadar bahwa Nabi Yunus adalah orang yang benar dari
Allah. Kemudian kaum Ninawa beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap
Nabi Yunus.
Keadaan Nabi Yunus yang tidak menentu tanpa tujuan dengan
putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya tiba di pantai dan melihat sebuah kapal
yang akan menyebrangi laut. Kemudian Nabi Yunus menumpang kapal itu dan ketika
berlayar tiba-tiba terjadi badai yang hebat, kapal bergoncang dan para
penumpang sepakat untuk mengurangi beban dengan membuah salah seorang diantara
mereka ke laut. Undian pertama jatuh pada Nabi Yunus namun undian diulang
karena penumpang merasa bahwa Nabi Yunus tidak layak dibuang karena Nabi Yunus
orang yang mulia. Tapi pada pengulangan kedua dan ketiga tetap nama Nabi Yunus
yang keluar. Nabi Yunus sadar itu adalah kehendak Allah, kemudian Nabi Yunus
rela menjatuhkan diri ke laut. Allah kemudian mengirimkan Nun (paus) untuk
menelan Nabi Yunus. Di dalam perut ikan Nun, Nabi Yunus bertaubat meminta ampun
dan pertolongan Allah, Nabi Yunus bertasbih selama 40 hari dengan berkata “Lailaha
illa Anta, Subhanaka inni kuntu minadzolimin (Tiada Tuhan melainkan Engkau,
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dzolim)”.
Allah berfirman dalam Qs. As-Saffat: 139-148 yang
artinya: “Sesungguhnya Yunus benar-benar salahseorang rasul, (ingatlah)
ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia
termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang
banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai
hari kebangkitan. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia
dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis
labu. Dan Kami utus dia kepada seratus orang atau lebih, lalu mereka beriman,
karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang
tertentu”. (Qs. As-Saffat: 139-148)
Allah mendengar do’a Nabi Yunus dan memerintahkan ikan
Nun mendamparkan Nabi Yunus di sebuah pantai. Allah Yang Maha Penyayang
menumbuhkan pohon labu, agar Nabi Yunus yang kurus dan lemah tak berdaya dapat
bernaung dan memakan buahnya. Setelah pulih, Nabi Yunus diperintahkan kembali
ke Ninawa, dimana Nabi Yunus kaget melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah
beriman kepada Allah. Nabi Yunus kemudian mengajari mereka tauhid dan
menyempurnakan iman mereka.
B.
Meneladani Nabi Ayyub
Nabi Ayyub adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi
Ayyub adalah seorang yang kaya raya, Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya
melimpah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Nabi Ayyub hidup makmur dan
sejahtera, walaupun demikian Nabi Ayyub tetap tekun beribadah. Segala nikmat
dan kesenangan Nabi Ayyub tidak membuatnya lupa kepada Allah. Nabi Ayyub gemar
berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan
fakir miskin.
Allah berfirman kepada Iblis: “sesungguhnya Ayyub
adalah hambaKu yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin yang sejati. Apa
yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong
iman yang teguh kuat dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan
tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya
tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun yang
melanda dirinya dan hartanya. Ia yakin bahwa siapa yang ia miliki adalah
pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya
berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak
rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus.
Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keyakinannya pada takdir-Ku, Kuizinkan
kau menggoda dan memalingkannya dariKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk
menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya
yang ruku damai sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu untuk
menyesatkan hamba-Ku Ayyub itu”.
Iblis dan para pembantunya kemudian menyerbu keimanan
Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak pemeliharaan Nabi Ayyub.
Berikutnya Iblis dan para pembantunya mendatangi putra-putra Nabi Ayyub di
gedung yang besar dan megah, digoyangkan tiang-tiang gedung itu sehingga roboh
dan anak-anak Nabi Ayyub mati semua. Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di
sekujur tubuh Nabi Ayyub sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikan.
Keluarga dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan
diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah. Waktu tujuh tahun
dalam penderitaan terus menerus memang ujian berat bagi Ayyub dan Rahmah. Namun
Nabi Ayyub selalu bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah.
Pada suatu hari, mungkin karena tidak tahan dalam
penderitaan, Rahmah pamit meninggalkan Nabi Ayyub. Di dalam kamar, Nabi Ayyub
bermunajat kepada Allah “Ya Allah, aku telah diganggu setan dengan kepayahan
dan kesusahan serta siksaan Dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang”. Allah menerima do’a Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran
dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah kepada Nabi Ayyub:
“Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancar dan dengan air itu
kau akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih
kembali jika kau pergunakan untuk minum dan mandi”.
Sementara itu Rahmah yang telah pergi meninggalkan Nabi
Ayyub, lama-lama merasa kasihan dan Rahmah kemudian datang menjenguk. Nabi
Ayyub gembira melihat istrinya kembali namun Nabi Ayyub ingat sumpahnya yaitu
ingin memukul istrinya seratus kali. Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah
yang memberikan jalan keluar. Firman Allah: “Hai Ayyub, ambilah lidi seratus
buah dan pukulah istrimu itu sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu.”
Berkat kesabaran dan keteguhan imannya Nabi Ayyub
dikaruniai lagi harta benda yang melimpah. Dari Rahmah ia mendapat anak bernama
Basyar, di kemudian hari ia mendapat julukan Dzulkifli artinya: Yang punya
kesanggupan. Dzulkifli akhirnya juga menjadi Nabi dan Rasul Allah.
RANGKUMAN
1.
Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah untuk berdakwah menghadapi penduduk
Niwana yakni suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka
melakukan kejahatan. Saat itu, hanya ada dua pengikut Nabi Yunus yaitu Rubil,
adalah seseorang yang alim, bijaksana dan Tanuh adalah seorang yang tenang dan
sederhana.
2.
Nabi Yunus diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana Nabi Yunus kaget melihat
perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Nabi Yunus kemudian
mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
3.
Nabi Ayyub adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ayyub adalah
seorang yang kaya raya, Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah dan
ternaknya tak terbilang jumlahnya. Nabi Ayyub hidup makmur dan sejahtera, walaupun
demikian Nabi Ayyub tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan Nabi
Ayyub tidak membuatnya lupa kepada Allah. Nabi Ayyub gemar berbuat kebajikan,
suka menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin.
Sementara itu Iblis merasa iri dan ingin menjerumuskan Nabi Ayyub agar menjadi
orang yang tidak sabar dan celaka. Tetapi keimanan Nabi Ayyub lebih kuat
dibanding godaan setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar