Halaman

Sabtu, 28 April 2018

IMAN KEPADA RASUL


A.    Amati Perhatikan!
Amati kisah berikut ini !

Islamnya Khadijah
Ketika fajar menjelang, Rasul terakhir bagi umat manusia ini pun bergegas pulang ke rumahnya. Saat bertemu dengan isterinya, Muhammad saw. segera menceritakan apa yang terjadi di gua Hira dengan suara terputus-putus dan badan menggigil ketakutan. Khadijah segera mendekapnya erat, menghibur, dan menenangkannya, “Ya Abul Qasim, Allah melindungi kita tenangkan dan mantapkanlah hatimu. Demi Allah, aku berharap engkau akan menjadi Nabi bagi umat ini. Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau adalah seorang yang menjaga silaturahmi, selalu berkata benar, sanggup menghadapi kesukaran, hormat kepada para tamu, dan menolong orang-orang di atas kebenaran.” Setelah menenangkan suaminya, khadijah segera menemui Waraqah bin Naufal untuk menanyakan apa yang dialami oleh suaminya di gua Hira. Waraqah menyambutnya dengan suka cita dan begitu antusias mendengarkan kisah Khadijah tentang suaminya. Wajah Waraqah tampak cerah berseri-seri sesaat setelah Khadijah selesai bercerita tentang peristiwa yang dialami suaminya di gua Hira. Dengan semangat, ia berkata, “Quddus ..., Quddus ..., Demi Tuhan yang menentukan hidup dan matiku. Jika engkau percaya wahai Khadijah, yang datang kepada Muhammad itu adalah malaikat terbesar yang dahulu pernah datang kepada Musa dan Isa. Suamimu adalah Nabi bagi umat ini .... katakan kepadanya hendaknya ia tetap tabah dan mantap”. Begitu bahagianya Khadijah mendengar kabar tentang suaminya itu, ia pun segera meminta diri kepada Waraqah untuk memberitahukan tentang penjelasan itu kepada suaminya. Itulah Khadijah, istri Nabi Muhammad yang langsung percaya dengan risalah kenabian suaminya, sementara orang lain pada akhirnya nanti akan mencemooh dan menghina Nabi. Hal ini dikarenakan Khadijah tahu betul sifat-sifat suaminya yang sangat jujur dan amanah.

B.     Penasaran?
Setelah kalian mengamati kisah diatas, tentunya akan banyak hal yang menjadi pertanyaan di benak kalian bukan?. Nah, sekarang coba tulis, kemudian ungkapkan pertanyaan-pertanyaan kalian tersebut!. Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dsb.

NO
KATA TANYA
PERNYATAAN
1
Mengapa
Mengapa perlu memperhatikan dan merenungkan gambar-gambar di atas?
2


3



C.    Buka Cakrawalamu!
Untuk menambah wawasan kalian tentang iman kepada rasul-rasul Allah, ato, baca materi berikut ini!
1.      Beriman kepada rasul-rasul Allah
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim untuk suatu tugas. Menurut istilah agama, Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk menyampaikan risalah kepada manusia.
Iman kepada para nabi dan rasuk Allah, merupakan salah satu rukun iman. Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk menunjukkan, membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran. Ditambah juga keharusan membenarkan bahwa mereka telah menyampaikan apa yang Allah turunkan kepada mereka dengan benar dan sempurna, dan mereka telah berjihad dengan sebenar-benarnya di jalan Allah.

Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul, ialah sebagai berikut:
Allah berfirman:
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٢٨٥
Artinya: Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan kata lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami, Dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Q.S. Al-Baqarah:285]

Iman kepada rasul berarti menyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Rasul-rasul itu adalah manusia biasa yang berlaku pada mereka sifat-sifat kemanusiaan, seoarti makan, minum, tidur, sehat, sakit, ingat, lupa, mati, dan sebaginya. Iman kepada rasul-rasuk Allah adalah salah satu rukun iman. Jadi seseorang tidak dikatakan beriman kalau tidak mempercayai rasul-rasul Allah.
Firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 136:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ
Artinya: wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (Q.S. An-Nisa’:136)

Di dalam surah an-Nahl ayat 36 juga di sebutkan:
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut”. (Q.S. An-Nahl:36)

Pengiriman nabi dan rasul kepada umat manusia sangatlah diperlukan, karena akal manusia sangatlah terbatas untuk mengetahui rahasia kehidupan, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Para rasul diutus ntuk mengajarkan bagaimana mengerjakan ibadah dengan benar dan tepat sesuai pedoman pelaksanaannya agar manusia tidak merasa teraniaya (dizalimi) di akhirat nanti, maka perlu dijelaskan mengenai perbuatan baik yang harus dikerjakan dan perbuatan buruk yang harus di tinggalkan.
Firman Allah:
رُّسُلٗا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمٗا ١٦٥
Artinya: (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa’:165)

2.      Sifat-sifat bagi rasul-rasul Allah
Allah mengangkat orang-orang yang terpilih untuk menjadi rasul di muka bumi ini. Tugas yang diemban oleh para rasul amatlah berat. Untuk suksesnya tugas yang diperayakan Allah, para rasul didukung oleh sifat-sifat yang sangat istimewa yang di antaranya tidak sama dengan sifat-sifat manusia biasa. Sifat-sifat tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu: sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.



a.      Sifat wajib rasul Allah
Pengertian sifat wajib rasul Allah adalah sifat yang harus ada pada diri rasul-rasul Allah
Ada empat macam sifat wajib bagi rasul-rasul Allah antara lain:

NO
KATA
MAKNA
1
Siddiq
Jujur
2
Amanah
Dipercaya
3
Tabligh
Menyampaikan
4
Fatonah
Cerdas

1)      Shiddiq (Jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapa dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan.
Dalam arti lain apa yang di sampaikan kepada manusia pasti benar adanya.
Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”. (Q.S. al-Hasyr:7)

2)      Amanah (Dipercaya)
Amanah berarti bisa dipercaya baik lahir atau batin. Sedangkan yang dimaksud amanah di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya.
Didalam surat asy-Syuara’ Allah berfirman:
 إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ ١٤٣
Artinya:  “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (Q.S. asy-Syuara’:143)

3)      Tabligh (Menyampaikan)
Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama.
ٱلَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخۡشَوۡنَهُۥ وَلَا يَخۡشَوۡنَ أَحَدًا إِلَّا ٱللَّهَۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبٗا ٣٩
Artinya: Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada meresa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Q.S. al-Ahzab:39)

4)      Fathonah (Cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan di dalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia.
وَتِلۡكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيۡنَٰهَآ إِبۡرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦۚ
Artinya: Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (Q.S. al-An’am:83)

b.      Sifat Mustahil bagi rasul-rasul Allah
Pengertian sifat mustahil bagi rasul Allah adalah sifat yang tidak mungkin ada pada diri rasul-rasul Allah atau sifat yang berlawanan dengan sifat wajib bagi rasul-rasul Allah.

NO
KATA
MAKNA
1
Kizb
Bohong
2
Khianah
Berkhianat
3
Kitman
Menyembunyikan
4
Baladah
Bodoh

Rasul-rasul Allah adalah manusia-manusia pilihan Allah. Maka para rasul Allah tidak mungkin mempunyai sifat mustahil sebagaimana manusia biasa. Karena para rasul Allah adalah manusai yang ma’sum (terjaga).
Ma’sum mempunyai arti terjaga. Para rasul Allah sangat terjaga dari segala dosa selayaknya manusia biasa.
Allah berfirman dalam al-Quran:
 لِّيَغۡفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
Artinya: “supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosa yang telah lalu dan yang akan datang”. (Q.S. al-Fath:2)

c.       Sifat Jaiz bagi rasul-rasul Allah
Allah telah mengutus para rasul kepadaa manusia dan telah dihiasi dengan sifat kesempurnaan melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari fitrah kemanusiaan yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia biasa yang berperilaku sebagaimana manusia.
Sifat para rasul Allah ini telah membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana manusia lainnya sudah tentu yang dimaksud disini adalah perilaku dan sifat yang tidak mengurangi derajat kerasulan mereka di mata manusia. Jadi sifat sifat ini boleh dikatakan jaiz bagi para rasul, yaitu sifat-sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan. Seperti makan, minum, tidur, menikah, istirahat, sakit yang ringan, pingsan, berniaga dan seacamnya.
Sedangkan perilaku dan sifat yang bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan terpelihara dan dipelihara oleh Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu tidak pernah dilakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.

    3.      Dalil tentang adanya rasul-rasul Allah
Diantara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam al-Quran dan adajuga yang tidak diceritakan.
Dalam hadits Rasulullah saw:

Artinya: “Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah: berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka  yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad)

Selain hadits di atas banyak sekali bukti-bukti sejarah yang menguatkan bahwasanya Allah telah mengutus para rasulnya ke bumi ini.
Di antara salah satu sejarah yang menunjukkan bukti adanya rasul Allah adalah makam Rasulullah saw. dan masjid Nabawi kota Madinah.
Makam Rasulullah berada di dalam masjid Nabawi. Makam Rasulullah adalah rumah Rasulullah dengan istrinya Siti Aisyah. Sedangkan masjid Nabawi terdapat di samping rumah Rasulullah dan Siti Aisyah.

HIKMAH
Hikmah beriman kepada rasul Allah dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut:
1.      Bertambah iman kepada Allah Swt. dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2.      Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3.      Bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang diberikan.
4.      Mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada manusia.
5.      Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah Swt. kepada umatnya.
6.      Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7.      Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.


      D.    Rangkuman
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim untuk suatu tugas. Menurut istilah agama, Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk menyampaikan risalah kepada manusia.

Iman kepada para nabi dan rasul Allah, merupakan salah satu rukun iman. keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk menunjuki, membimbing, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahay kebenaran.

Allah mengangkat orang-orang yang terpilih untuk menjadi rasul di muka bumi ini. Tugas yang di emban oleh para rasul amatlah berat. Untuk suksesnya tugas yang dipercayakan Allah, para rasul didukung oleh sifat-sifat yang sangat istimewa yang diantaranya tidak sama dengan sifat-sifat manusia biasa. Sifat-sifat tersebut terdri dari tiga macam, yaitu: sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar