A.
Amati Perhatikan!
Amati kisah berikut ini !
Islamnya Khadijah
Ketika fajar menjelang, Rasul terakhir bagi umat manusia ini pun
bergegas pulang ke rumahnya. Saat bertemu dengan isterinya, Muhammad saw.
segera menceritakan apa yang terjadi di gua Hira dengan suara terputus-putus
dan badan menggigil ketakutan. Khadijah segera mendekapnya erat, menghibur, dan
menenangkannya, “Ya Abul Qasim, Allah melindungi kita tenangkan dan
mantapkanlah hatimu. Demi Allah, aku berharap engkau akan menjadi Nabi bagi
umat ini. Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau adalah seorang yang menjaga
silaturahmi, selalu berkata benar, sanggup menghadapi kesukaran, hormat kepada
para tamu, dan menolong orang-orang di atas kebenaran.” Setelah menenangkan
suaminya, khadijah segera menemui Waraqah bin Naufal untuk menanyakan apa yang
dialami oleh suaminya di gua Hira. Waraqah menyambutnya dengan suka cita dan
begitu antusias mendengarkan kisah Khadijah tentang suaminya. Wajah Waraqah
tampak cerah berseri-seri sesaat setelah Khadijah selesai bercerita tentang
peristiwa yang dialami suaminya di gua Hira. Dengan semangat, ia berkata,
“Quddus ..., Quddus ..., Demi Tuhan yang menentukan hidup dan matiku. Jika
engkau percaya wahai Khadijah, yang datang kepada Muhammad itu adalah malaikat
terbesar yang dahulu pernah datang kepada Musa dan Isa. Suamimu adalah Nabi
bagi umat ini .... katakan kepadanya hendaknya ia tetap tabah dan mantap”.
Begitu bahagianya Khadijah mendengar kabar tentang suaminya itu, ia pun segera
meminta diri kepada Waraqah untuk memberitahukan tentang penjelasan itu kepada suaminya.
Itulah Khadijah, istri Nabi Muhammad yang langsung percaya dengan risalah
kenabian suaminya, sementara orang lain pada akhirnya nanti akan mencemooh dan
menghina Nabi. Hal ini dikarenakan Khadijah tahu betul sifat-sifat suaminya
yang sangat jujur dan amanah.
B.
Penasaran?
Setelah kalian mengamati kisah diatas, tentunya akan banyak hal
yang menjadi pertanyaan di benak kalian bukan?. Nah, sekarang coba tulis,
kemudian ungkapkan pertanyaan-pertanyaan kalian tersebut!. Gunakan
pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dsb.
NO
|
KATA
TANYA
|
PERNYATAAN
|
1
|
Mengapa
|
Mengapa perlu
memperhatikan dan merenungkan gambar-gambar di atas?
|
2
|
||
3
|
C.
Buka Cakrawalamu!
Untuk menambah wawasan kalian tentang iman kepada rasul-rasul
Allah, ato, baca materi berikut ini!
1.
Beriman kepada rasul-rasul Allah
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim untuk
suatu tugas. Menurut istilah agama, Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih
untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk menyampaikan risalah kepada
manusia.
Iman kepada para nabi dan rasuk Allah, merupakan salah satu rukun
iman. Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan
rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk
menunjukkan, membimbing dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
kebenaran. Ditambah juga keharusan membenarkan bahwa mereka telah menyampaikan
apa yang Allah turunkan kepada mereka dengan benar dan sempurna, dan mereka
telah berjihad dengan sebenar-benarnya di jalan Allah.
Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul, ialah
sebagai berikut:
Allah berfirman:
ءَامَنَ
ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ
ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ
بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ
رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٢٨٥
Artinya: Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan
kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara
seorang pun (dengan kata lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami,
Dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Q.S. Al-Baqarah:285]
Iman kepada rasul berarti menyakini bahwa rasul itu benar-benar
utusan Allah Swt. yang di tugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar
agar selamat di dunia dan akhirat.
Rasul-rasul itu adalah manusia biasa yang berlaku pada mereka
sifat-sifat kemanusiaan, seoarti makan, minum, tidur, sehat, sakit, ingat,
lupa, mati, dan sebaginya. Iman kepada rasul-rasuk Allah adalah salah satu
rukun iman. Jadi seseorang tidak dikatakan beriman kalau tidak mempercayai
rasul-rasul Allah.
Firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 136:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي
نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ
Artinya: wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (Q.S. An-Nisa’:136)
Di dalam surah an-Nahl ayat 36 juga di sebutkan:
وَلَقَدۡ
بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
thagut”. (Q.S. An-Nahl:36)
Pengiriman nabi dan rasul kepada umat manusia sangatlah diperlukan,
karena akal manusia sangatlah terbatas untuk mengetahui rahasia kehidupan, baik
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Para rasul diutus ntuk mengajarkan bagaimana mengerjakan ibadah
dengan benar dan tepat sesuai pedoman pelaksanaannya agar manusia tidak merasa
teraniaya (dizalimi) di akhirat nanti, maka perlu dijelaskan mengenai perbuatan
baik yang harus dikerjakan dan perbuatan buruk yang harus di tinggalkan.
Firman Allah:
رُّسُلٗا
مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ
بَعۡدَ ٱلرُّسُلِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمٗا ١٦٥
Artinya: (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah
Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa’:165)
2.
Sifat-sifat bagi rasul-rasul Allah
Allah mengangkat orang-orang yang terpilih untuk menjadi rasul di
muka bumi ini. Tugas yang diemban oleh para rasul amatlah berat. Untuk
suksesnya tugas yang diperayakan Allah, para rasul didukung oleh sifat-sifat
yang sangat istimewa yang di antaranya tidak sama dengan sifat-sifat manusia
biasa. Sifat-sifat tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu: sifat wajib, sifat
mustahil, dan sifat jaiz.
a.
Sifat wajib rasul Allah
Pengertian
sifat wajib rasul Allah adalah sifat yang harus ada pada diri rasul-rasul Allah
Ada empat macam
sifat wajib bagi rasul-rasul Allah antara lain:
NO
|
KATA
|
MAKNA
|
1
|
Siddiq
|
Jujur
|
2
|
Amanah
|
Dipercaya
|
3
|
Tabligh
|
Menyampaikan
|
4
|
Fatonah
|
Cerdas
|
1)
Shiddiq
(Jujur)
Setiap rasul
pasti jujur dalam ucapa dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada
manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah
diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan.
Dalam arti lain
apa yang di sampaikan kepada manusia pasti benar adanya.
Allah Swt
berfirman dalam al-Quran:
وَمَآ
ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”. (Q.S. al-Hasyr:7)
2)
Amanah
(Dipercaya)
Amanah berarti
bisa dipercaya baik lahir atau batin. Sedangkan yang dimaksud amanah di sini bahwa
setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya.
Didalam surat
asy-Syuara’ Allah berfirman:
إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ
أَمِينٞ ١٤٣
Artinya: “Sesungguhnya
aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (Q.S.
asy-Syuara’:143)
3)
Tabligh
(Menyampaikan)
Sudah menjadi
kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari
Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama.
ٱلَّذِينَ
يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخۡشَوۡنَهُۥ وَلَا يَخۡشَوۡنَ أَحَدًا إِلَّا
ٱللَّهَۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبٗا ٣٩
Artinya: Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada meresa takut
kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan.” (Q.S. al-Ahzab:39)
4)
Fathonah
(Cerdas)
Dalam
menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi
khusus agar wahyu yang tersimpan di dalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang
disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia.
وَتِلۡكَ
حُجَّتُنَآ ءَاتَيۡنَٰهَآ إِبۡرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦۚ
Artinya: Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami
berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (Q.S. al-An’am:83)
b.
Sifat Mustahil bagi rasul-rasul Allah
Pengertian
sifat mustahil bagi rasul Allah adalah sifat yang tidak mungkin ada pada diri
rasul-rasul Allah atau sifat yang berlawanan dengan sifat wajib bagi
rasul-rasul Allah.
NO
|
KATA
|
MAKNA
|
1
|
Kizb
|
Bohong
|
2
|
Khianah
|
Berkhianat
|
3
|
Kitman
|
Menyembunyikan
|
4
|
Baladah
|
Bodoh
|
Rasul-rasul
Allah adalah manusia-manusia pilihan Allah. Maka para rasul Allah tidak mungkin
mempunyai sifat mustahil sebagaimana manusia biasa. Karena para rasul Allah
adalah manusai yang ma’sum (terjaga).
Ma’sum
mempunyai arti terjaga. Para rasul Allah sangat terjaga dari segala dosa
selayaknya manusia biasa.
Allah berfirman
dalam al-Quran:
لِّيَغۡفِرَ لَكَ ٱللَّهُ
مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
Artinya: “supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosa
yang telah lalu dan yang akan datang”. (Q.S. al-Fath:2)
c.
Sifat Jaiz bagi rasul-rasul Allah
Allah telah
mengutus para rasul kepadaa manusia dan telah dihiasi dengan sifat kesempurnaan
melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari fitrah
kemanusiaan yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang
manusia biasa yang berperilaku sebagaimana manusia.
Sifat para
rasul Allah ini telah membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana manusia
lainnya sudah tentu yang dimaksud disini adalah perilaku dan sifat yang tidak
mengurangi derajat kerasulan mereka di mata manusia. Jadi sifat sifat ini boleh
dikatakan jaiz bagi para rasul, yaitu sifat-sifat yang boleh dilakukan dan boleh
pula ditinggalkan. Seperti makan, minum, tidur, menikah, istirahat, sakit yang
ringan, pingsan, berniaga dan seacamnya.
Sedangkan
perilaku dan sifat yang bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan
terpelihara dan dipelihara oleh Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu
tidak pernah dilakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia
yang lain.
3.
Dalil tentang adanya rasul-rasul Allah
Diantara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam
al-Quran dan adajuga yang tidak diceritakan.
Dalam hadits Rasulullah saw:
Artinya: “Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai
Rasulullah: berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak
124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad)
Selain hadits di atas banyak sekali bukti-bukti sejarah yang
menguatkan bahwasanya Allah telah mengutus para rasulnya ke bumi ini.
Di antara salah satu sejarah yang menunjukkan bukti adanya rasul
Allah adalah makam Rasulullah saw. dan masjid Nabawi kota Madinah.
Makam Rasulullah berada di dalam masjid Nabawi. Makam Rasulullah
adalah rumah Rasulullah dengan istrinya Siti Aisyah. Sedangkan masjid Nabawi
terdapat di samping rumah Rasulullah dan Siti Aisyah.
HIKMAH
Hikmah beriman kepada rasul Allah dalam kehidupan, antara lain
sebagai berikut:
1.
Bertambah
iman kepada Allah Swt. dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-benar manusia
pilihan-Nya.
2.
Mau
mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3.
Bersyukur
kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang diberikan.
4.
Mempercayai
tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada manusia.
5.
Lebih
mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam
menyampaikan agama Allah Swt. kepada umatnya.
6.
Akan
selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7.
Memperoleh
teladan yang baik untuk menjalani hidup.
D.
Rangkuman
Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim untuk
suatu tugas. Menurut istilah agama, Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih
untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk menyampaikan risalah
kepada manusia.
Iman kepada para nabi dan rasul Allah, merupakan salah satu rukun
iman. keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi dan
rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka untuk menunjuki,
membimbing, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahay kebenaran.
Allah mengangkat orang-orang yang terpilih untuk menjadi rasul di
muka bumi ini. Tugas yang di emban oleh para rasul amatlah berat. Untuk
suksesnya tugas yang dipercayakan Allah, para rasul didukung oleh sifat-sifat
yang sangat istimewa yang diantaranya tidak sama dengan sifat-sifat manusia
biasa. Sifat-sifat tersebut terdri dari tiga macam, yaitu: sifat wajib, sifat
mustahil, dan sifat jaiz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar