Halaman

Sabtu, 28 April 2018

KETEGUHAN IMAN SAHABAT ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

 
      A.    Amati Perhatikan!
Amati dan perhatikan gambar berikut ini!

      B.     Penasaran?
Dari pengamatan yang kalian lakukan, daftarlah komentar dan pertanyaan-pertanyaan seputar isi gambar!

.................................................................................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................................................................................









      C.    Buka Cakrawalamu!
Untuk menambah wawasan kalian mari kita membaca materi berikut !

Keteguhan Iman Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq ra adalah tidak asing lagi bagi sekian umat Islam, baik dahulu maupun sekarang. Dialah manusia yang dianggap paling agung dalam sejarah Islam sesudah Rasulullah Saw. Kemuliaan akhlakny, kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda dan kekayaannya, kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah umat, ketenangannya dalam menghadapi kesukaran, kerendahan hatinya ketika berkuasa serta tutur bahasanya yang lembut lagi menarik adalah sukar dicari bandingannya baik dahulu maupun sekarang. Dialah tokoh sahabat terbilang yang paling akrab dan paling disayang oleh Rasulullah Saw. Karena besarnya pengorbanan beliau itulah Rasulullah Saw, pernah mengatakan: “Islam telah tegak di atas harta Siti Khadijah dan pengorbanan Abu Bakar.”
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, adalah seseorang sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah Saw, pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika ditimbang iman Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan iman sekalian umat maka lebih berat iman Abu Bakar”. Mengapa demikian, di antara jawabannya adalah karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya melebihi apapun. Dan yang kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab atau pengadilan Allah Swt, suatu ketika beliau berkata: alangkah beruntung jikalau diriku tercipta hanya seperti selembar daun yang tidak dihisab pada hari kiamat nanti. Dua keadaan inilah yang menyebabkan Nabi bersabda bahwa imannya adalah paling berat disbanding iman umat Islam semuanya.

Berikut adalah sedikit gambaran tentang Abu Bakar ra:

Setelah ia masuk islam, dia telah menginfaqkan empat puluh ribu dinar untuk kepentingan sadaqah dan memerdekakan budak. Dalam perang Tabuk Rasulullah saw, telah  meminta kepada sekalian kaum Muslimin agar mengorbankan hartanya pada jalan Allah. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar ra, membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di antara dua tangan baginda Rasul. Melihat banyaknya harta yang di bawa oleh sahabat Abu Bakar ra, bagi tujuan jihad itu, maka Rasulullah saw, menjadi terkejud lalu terkejut lalu berkata kepadanya: “Hai sabahatku yang budiman, kalau sudah semua harta bendamu kau korbankan apa lagi yang akan engkau tinggalkan buat anak-anak dan isterimu?” Pertanyaan Rasulullah saw. Itu dijawab oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dengan tenang sambil tersenyum, ujarnya, “Saya tinggalkan buat mereka Allah dan Rasul-Nya.” (lih, tafsir surat Al-Lail).

Diriwayatkan oleh at-Turmudzi dari Umar Ibnu Khattab berkata, “Rasulullah Saw, memerintahkan kita untuk bersedekah, saat itu aku memiliki harta maka aku berkata, “Pada hari inilah aku akan menungguli Abu Bakar, semoga aku mengunggulinya pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka Rasulullah Saw, bersabda. “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu? Aku menjawab: sejumlah yang aku shadaqohkan (50%)”. Lalu abu bakar dating dengan membawa seluruh hartanya dan Rasulullah Saw, bersabda: “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu? Dia menjawab. Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya. Lalu Umar berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengunnguli Abu Bakar dalam kebaikan untuk selamanya”. [Sunan At-Tirmidzi no: 3675].

Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari hadist Anas bahwa Nabi Muhammad saw, bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para penghuni surge yang dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang kecuali para Nabi dan Rasul”. [Sunan Turmudzi: no 3664]. Imam Bukhari rahimahullah membuat bab di dalam kitab Fadha’il ash-Shahabah [Fath al-Bari Juz 7 hal 15] dengan judul Bab; Sabda Nabi saw, “Tutuplah pintu-pintu di dinding masjid kecuali pintu Abu Bakar. Imam Bukhari berkata, dari Abu Sa’ad al-Khudri radhiyallahu’anhu, beliau berkata. Rasulullah Saw berkhutbah kepada para sahabat: “sesungguhnya Allah memberikan tawaran kepada seorang hamba itu lebih memilih apa yang ada di sisi Allah.”

Abu Sa’id berkata: “Abu Bakar pun menagis. Kami merasa heran karena tangisannya. Tatkala Rasulullah Saw, memberitakan ada seorang hamba yang diberikan tawaran. Ternyata yang dimaksud hamba yang diberikan tawaran itu adalah Rasulullah Saw. Memanng, Abu Bakar adalah orang yang paling berilmu di antara kami.” Kemudian Rasulullah Saw, bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya adalah Abu Bakar, Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil-ku. Namun, cukuplah antara aku dengan Abu Bakar ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang tersisa di [dinding] masjid ini kecuali pintu Abu Bakar.” Hadist ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, di Kitab Fadha’il ash-Sahabah (lihat Syarh Nawawi Juz 8 hal, 7-8). Berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari hadist diatas:
1.      Hadist ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar ash-Shidiq ra, yang tidak ditandingi oleh siapapun diantara para sahabat. Hal itu disebabkan beliau berhak mendapat predikat Khalil kekasih terdekat bagi Nabi saw, kalaulah bukan karena factor penghalang yang disebutkan oleh Nabi di atas.
2.      Abu Bakar ra mengetahui bahwa seseoarang hamba yang diberikan tawaran tersebut adalah Nabi saw. Oleh sebab itu beliau pun menagis karena sedih akan berpisah dengannya, terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan muncul setelahnya.
3.      Para ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang yang lebih tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam (orang yang lebih tahu).
4.      Hadist ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat dari pada perkara-perkara dunia.
5.      Hendaknya seorang berterimakasih kepada orang lain yang telah berbuat baik kepadanya dan meyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari [7/19])
Kita juga bisa melihat bersama bagaimana kedalaman ilmu Abu Bakar ash-Shidiq ra, terdapat hadist Nabi Saw., sehingga ilmu itupun terserap dengan cepat ke dalam hatinya dan membuat air matanya meleleh. Kecintaan kepada akhirat dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah jauh lebih beliau utamakan daripada kesenangan dunia. Beliau sangat menyadari bahwa kehadiran Rasulullah Saw, ditengah-tengah para sahabat laksana lentera yang menerangi perjalanan hidup mereka. Nikmat hidayah yang dicurahkan kepada mereka melalui bimbingan Nabi Saw., adalah di atas segala-galanya.
Kita pun bisa menarik kesimpulan bahwa dakwah Rasulullah Saw, berjalan dengan bantuan dan dukungan paea sahabatnya. Beliau dengan kedudukan beliau yang sangat agung tidaklah berdakwah sendirian. Terbukti pengakuan beliau terhadap jasa-jasa Abu Bakar yang sangat besar kepadanya. Tentu saja yang beliau maksud bukan semata-mata bantuan Abu Bakar untuk kepentingan pribadi beliau, akan tetapi demi kemaslahatan umat yang itu tidak lain adalah dalam rangka dakwah dan berjihad  di jalan Allah.
Hadist ini juga menunjukkan betapa agungnya kedudukan Abu Bakar di mata Nabi Saw, yang melebihi sahabat-sahabat yang lain. Nabi tanpa malu-malu mengakui keutamaan Abu Bakar ra. Hadist ini juga menunjukkan bahwa memuji orang dihadapannyadiperbolehkan selama orang tersebut tidak dikhawatirkan ujub karenanya. Hadist ini juga menunjukkan bahwa kecintaan yang terpendam di dalam hati pasti akan membuahkan pengaruh pada gerak-gerik fisik manusia. Kecintaan yang sangat dalam pada diri Nabi saw, terhadap Abu Bakar pun tampak dari ucapan dan perbuatan beliau. Kalau kita mencintai Rasulullah saw, maka konsekuensinya kita pun mencintai orang yang beliau cintai. Kecintaan yang berlandaskan Islam dan persaudaraan seagama.

           D.    Rangkuman
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, adalah seseorang sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah Saw, pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika ditimbang iman Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan iman sekalian umat maka lebih berat iman Abu Bakar”. Mengapa demikian, di antara jawabannya adalah karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya melebihi apapun. Dan yang kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab atau pengadilan Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar