A.
Amati Perhatikan!
Amati dan perhatikan gambar berikut ini!
B.
Penasaran?
Dari pengamatan yang kalian lakukan, daftarlah komentar dan
pertanyaan-pertanyaan seputar isi gambar!
....................................................................................................................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................................................................................................................
C.
Buka Cakrawalamu!
Untuk menambah wawasan kalian mari kita membaca materi berikut !
Keteguhan Iman
Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq ra adalah tidak asing lagi bagi sekian
umat Islam, baik dahulu maupun sekarang. Dialah manusia yang dianggap paling
agung dalam sejarah Islam sesudah Rasulullah Saw. Kemuliaan akhlakny, kemurahan
hatinya dalam mengorbankan harta benda dan kekayaannya, kebijaksanaannya dalam
menyelesaikan masalah umat, ketenangannya dalam menghadapi kesukaran,
kerendahan hatinya ketika berkuasa serta tutur bahasanya yang lembut lagi
menarik adalah sukar dicari bandingannya baik dahulu maupun sekarang. Dialah
tokoh sahabat terbilang yang paling akrab dan paling disayang oleh Rasulullah
Saw. Karena besarnya pengorbanan beliau itulah Rasulullah Saw, pernah
mengatakan: “Islam telah tegak di atas harta Siti Khadijah dan pengorbanan Abu
Bakar.”
Beberapa keistimewaan beliau adalah karena Abu Bakar Ash-Shiddiq
ra, adalah seseorang sahabat yang terkenal karena keteguhan imannya. Rasulullah
Saw, pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan sabdanya, “Jika ditimbang iman
Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan iman sekalian umat maka lebih berat iman Abu
Bakar”. Mengapa demikian, di antara jawabannya adalah karena beliau tidak
mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya melebihi apapun. Dan yang
kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab atau pengadilan Allah Swt,
suatu ketika beliau berkata: alangkah beruntung jikalau diriku tercipta hanya
seperti selembar daun yang tidak dihisab pada hari kiamat nanti. Dua keadaan
inilah yang menyebabkan Nabi bersabda bahwa imannya adalah paling berat disbanding
iman umat Islam semuanya.
Berikut adalah sedikit gambaran tentang Abu Bakar ra:
Setelah ia masuk islam, dia telah menginfaqkan empat puluh ribu
dinar untuk kepentingan sadaqah dan memerdekakan budak. Dalam perang Tabuk
Rasulullah saw, telah meminta kepada
sekalian kaum Muslimin agar mengorbankan hartanya pada jalan Allah. Tiba-tiba
datanglah Abu Bakar ra, membawa seluruh harta bendanya lalu meletakkannya di
antara dua tangan baginda Rasul. Melihat banyaknya harta yang di bawa oleh
sahabat Abu Bakar ra, bagi tujuan jihad itu, maka Rasulullah saw, menjadi
terkejud lalu terkejut lalu berkata kepadanya: “Hai sabahatku yang budiman,
kalau sudah semua harta bendamu kau korbankan apa lagi yang akan engkau
tinggalkan buat anak-anak dan isterimu?” Pertanyaan Rasulullah saw. Itu dijawab
oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dengan tenang sambil tersenyum, ujarnya, “Saya
tinggalkan buat mereka Allah dan Rasul-Nya.” (lih, tafsir surat Al-Lail).
Diriwayatkan oleh at-Turmudzi dari Umar Ibnu Khattab berkata,
“Rasulullah Saw, memerintahkan kita untuk bersedekah, saat itu aku memiliki
harta maka aku berkata, “Pada hari inilah aku akan menungguli Abu Bakar, semoga
aku mengunggulinya pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka
Rasulullah Saw, bersabda. “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu? Aku
menjawab: sejumlah yang aku shadaqohkan (50%)”. Lalu abu bakar dating dengan
membawa seluruh hartanya dan Rasulullah Saw, bersabda: “Wahai Abu Bakar, apa yang
kamu tinggalkan untuk keluargamu? Dia menjawab. Aku meninggalkan Allah dan
Rasul-Nya. Lalu Umar berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengunnguli Abu Bakar
dalam kebaikan untuk selamanya”. [Sunan At-Tirmidzi no: 3675].
Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari hadist Anas bahwa Nabi Muhammad
saw, bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para
penghuni surge yang dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang
kecuali para Nabi dan Rasul”. [Sunan Turmudzi: no 3664]. Imam Bukhari
rahimahullah membuat bab di dalam kitab Fadha’il ash-Shahabah [Fath al-Bari Juz
7 hal 15] dengan judul Bab; Sabda Nabi saw, “Tutuplah pintu-pintu di dinding
masjid kecuali pintu Abu Bakar. Imam Bukhari berkata, dari Abu Sa’ad al-Khudri
radhiyallahu’anhu, beliau berkata. Rasulullah Saw berkhutbah kepada para
sahabat: “sesungguhnya Allah memberikan tawaran kepada seorang hamba itu lebih
memilih apa yang ada di sisi Allah.”
Abu Sa’id berkata: “Abu Bakar pun menagis. Kami merasa heran karena
tangisannya. Tatkala Rasulullah Saw, memberitakan ada seorang hamba yang
diberikan tawaran. Ternyata yang dimaksud hamba yang diberikan tawaran itu
adalah Rasulullah Saw. Memanng, Abu Bakar adalah orang yang paling berilmu di
antara kami.” Kemudian Rasulullah Saw, bersabda, “Sesungguhnya orang yang
paling berjasa kepadaku dengan ikatan persahabatan dan dukungan hartanya adalah
Abu Bakar, Seandainya aku boleh mengangkat seorang Khalil-ku. Namun, cukuplah
antara aku dengan Abu Bakar ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena
islam. Dan tidak boleh ada satu pun pintu yang tersisa di [dinding] masjid ini
kecuali pintu Abu Bakar.” Hadist ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Shahihnya, di Kitab Fadha’il ash-Sahabah (lihat Syarh Nawawi Juz 8 hal, 7-8).
Berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dari hadist diatas:
1.
Hadist
ini mengandung keistimewaan yang sangat jelas pada diri Abu Bakar ash-Shidiq
ra, yang tidak ditandingi oleh siapapun diantara para sahabat. Hal itu
disebabkan beliau berhak mendapat predikat Khalil kekasih terdekat bagi Nabi
saw, kalaulah bukan karena factor penghalang yang disebutkan oleh Nabi di atas.
2.
Abu
Bakar ra mengetahui bahwa seseoarang hamba yang diberikan tawaran tersebut
adalah Nabi saw. Oleh sebab itu beliau pun menagis karena sedih akan berpisah
dengannya, terputusnya wahyu, dan akibat lain yang akan muncul setelahnya.
3.
Para
ulama itu memiliki pemahaman yang bertingkat-tingkat. Setiap orang yang lebih
tinggi pemahamannya maka ia layak untuk disebut sebagai a’lam (orang yang lebih
tahu).
4.
Hadist
ini mengandung motivasi untuk lebih memilih pahala akhirat dari pada
perkara-perkara dunia.
5.
Hendaknya
seorang berterimakasih kepada orang lain yang telah berbuat baik kepadanya dan
meyebutkan keutamaannya (lihat Fath al-Bari [7/19])
Kita juga bisa melihat bersama bagaimana kedalaman ilmu Abu Bakar
ash-Shidiq ra, terdapat hadist Nabi Saw., sehingga ilmu itupun terserap dengan
cepat ke dalam hatinya dan membuat air matanya meleleh. Kecintaan kepada
akhirat dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah jauh lebih beliau utamakan
daripada kesenangan dunia. Beliau sangat menyadari bahwa kehadiran Rasulullah
Saw, ditengah-tengah para sahabat laksana lentera yang menerangi perjalanan
hidup mereka. Nikmat hidayah yang dicurahkan kepada mereka melalui bimbingan Nabi
Saw., adalah di atas segala-galanya.
Kita pun bisa menarik kesimpulan bahwa dakwah Rasulullah Saw,
berjalan dengan bantuan dan dukungan paea sahabatnya. Beliau dengan kedudukan
beliau yang sangat agung tidaklah berdakwah sendirian. Terbukti pengakuan
beliau terhadap jasa-jasa Abu Bakar yang sangat besar kepadanya. Tentu saja
yang beliau maksud bukan semata-mata bantuan Abu Bakar untuk kepentingan
pribadi beliau, akan tetapi demi kemaslahatan umat yang itu tidak lain adalah
dalam rangka dakwah dan berjihad di
jalan Allah.
Hadist ini juga menunjukkan betapa agungnya kedudukan Abu Bakar di
mata Nabi Saw, yang melebihi sahabat-sahabat yang lain. Nabi tanpa malu-malu
mengakui keutamaan Abu Bakar ra. Hadist ini juga menunjukkan bahwa memuji orang
dihadapannyadiperbolehkan selama orang tersebut tidak dikhawatirkan ujub
karenanya. Hadist ini juga menunjukkan bahwa kecintaan yang terpendam di dalam
hati pasti akan membuahkan pengaruh pada gerak-gerik fisik manusia. Kecintaan
yang sangat dalam pada diri Nabi saw, terhadap Abu Bakar pun tampak dari ucapan
dan perbuatan beliau. Kalau kita mencintai Rasulullah saw, maka konsekuensinya
kita pun mencintai orang yang beliau cintai. Kecintaan yang berlandaskan Islam
dan persaudaraan seagama.
D.
Rangkuman
Beberapa keistimewaan beliau adalah
karena Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, adalah seseorang sahabat yang terkenal karena
keteguhan imannya. Rasulullah Saw, pernah menyanjungi sahabatnya itu dengan
sabdanya, “Jika ditimbang iman Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan iman sekalian umat
maka lebih berat iman Abu Bakar”. Mengapa demikian, di antara jawabannya adalah
karena beliau tidak mencintai dunia ini, cintanya pada Allah dan rasulnya
melebihi apapun. Dan yang kedua adalah karena rasa takutnya pada yaumul Hisab
atau pengadilan Allah Swt.