Halaman

Sabtu, 28 April 2018

ADAB BERGAUL DENGAN SAUDARA DAN TEMAN


      A.    Amati Perhatikan !
      Amati dan perhatikan gambar berikut ini!

      B.     Penasaran ?
Tentunya kalian suka kalau teman-teman kalian adalah mereka yang bisa mengajak kalian untuk berprestasi. Nah, sekarang coba tulis, ungkapan dengan berbagai pertanyaan tentang hal-hal yang terjadi pada gambar disamping. Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dsb.

No
Kata Tanya
Pertanyaan
1
Apakah
Apakah persahabatan itu?
2
Mengapa
Mengapa persahabatan perlu dilakukan oleh manusia? Apakah sisi-sisi manfaatnya?

      C.    Buka Cakrawalamu !
Untuk menambah wawasan kalian mari kita membaca materi berikut !
Adab bergaul dengan Saudara dan Teman
ٱلۡأَخِلَّآءُ يَوۡمَئِذِۢ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ ٦٧
Artinya : “Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa”. (QS Azzukhruf:67)

Allah Swt memerintahkan kepada kita hendaknya pandai-pandai memilih teman bergaul dalam kehidupan di dunia  di mana hidup tak terulang dan hanya sekali, karena pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan sahabatnya, bahkan tidak jarang kita terbawa dan terpengaruh oleh kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk menyeret kita ke  Neraka, Lihat Sabda Rasulullah.

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda: “Seseorang itu (sangat) tergantung dengan agama temannya, maka hendaklah seseorang (diantaramu) melihat siapa yang menjadi temannya”.
Dari pembukaan diatas maka adab atau etika bergaul yang benar-benar harus kita perhatikan adalah sebagai berikut :
1.      Memilih teman bergaul dan bersahabat harus dengan orang yang baik akhlaknya
2.      Hal ini mempertegas pernyataan Rasulullah Saw, bahwa kita harus pandai memilih dan memilah teman bergaul untuk kepentingan dunia dan akhirat kita, terkadang adat istiadat, budaya dan perilaku seseorang itu saling mempengaruhi. Abu Said al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Janganlah kalian berkawin kecuali dengan seseoran mukmin, dan jangan sampai memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa.”
Larangan pertemanan ini mencakup larangan bersahabat dengan pelaku dosa besar dan orang yang suka berbuat dosa, karena mereka melakukan apa yang Allah haramkan. Kepada Allah saja dia berani maksiat dan melawan apalagikepada makhluk. Kepada Allah saja yang memberikan segala kebaikan dan kenikmatan dia ingkar apalagi kepada manusia, kepada Allah saja tidak amanah apalagi kepada teman-temannya. Berteman dengan mereka akan mendatangkan kemadharatan pada agama kita. Terlebih lagi larangan bersahabat dengan orang-orang kafir dan munafik, maka larangan ini lebih diutamakan. Kita bergaul dengan mereka dalam rangka amal ma’ruf nahi munkar itu hal yang diperbolehkan, dan amal ma’ruf serta nahi munkar kita jika mendatangkan kemaslahatan maka lanjutkan, akan tetapi jika tak mendatangkan perubahan apapun pada mereka, meninggalkannya adalah lebih baik lagi. Adapun sabda Rasulullah saw.
Artinya: “Jangan sampai memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa.”
Al Khatabi berkata, “Larangan ini berlaku pada makanan undangan, bukan makanan kebutuhan, karena Allah berfirman:
وَيُطۡعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسۡكِينٗا وَيَتِيمٗا وَأَسِيرًا ٨
Artinya: “Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al insaan:8)
Dari firman tersebut membantu manusia yang tertawan oleh kita dari segi makanan pokoknya dan kebutuhan hidup sehari-harinya adalah wajib, tetangga non muslim yang kekurangan bahan pokok demi kemanusiaan harus kita bantu, bahkan harus menunjukkan bahwa kita ini berdakwah ikhlas kepada sesame makhluk dan mencotoh Rasulullah Saw. Sebagai rahmatan lil ‘alamiin.
Adapun hadist yang lain mempertegas lagi adalah sebagai berikut:
Artinya: Rasulullah Saw bersabda, “Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan penjual mimyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan menghadirkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wanginya, sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau akan mendapatkan bau tidak sedapnya.”
Jelaslah kehati-hatian kita memilih sebuah komunitas pergaulan sangat diperlukan bukan hanya mengatakan saya fleksibel bergaul dengan siapa saja, tetapi berlaku cerdaslah untuk kepentingan diri kita sendiri agar dunia dan akhirat berhasil
Bahkan factor memilih pasangan pun sangat tergantung dari teman yang menjadi teman pergaulannya, karena biasanya sifat mereka tak jauh berbeda dengan teman-temannya.
Artinnya: “Jauhilah olehmu si cantik yang beracun!” Lalu seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah si cantik yang beracun itu?” Rasulullah saw. Menjawab: “Perempuan yang cantik, tetapi hidup dan bergaul dengan temannya dalam lingkungan yang jahat.” (H.R. Daruqutni)
Dari hadist tersebut bisa kita simpulkan bahwa lingkungan yang tidak baik, besar kemungkinan dipenuhi oleh kebiasaan, tradisi, dan perilaku yang bertentangan dengan syariat islam. Lingkungan masyarakat yang mempunyai tradisi berjadi, membuka praktik pelacuran, gemar minuman keras, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya, merupakan contoh lingkungan yang tidak baik.

      D.    Rangkuman
Allah Swt memerintahkan kepada kita hendaknya pandai-pandai memilih teman bergaul dalam kehidupan didunia dimana hidup tak terulang dan hanya sekali, karena pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan sahabatnya, bahkan tidak jarang kita terbawa dan terpengaruh oleh kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk mereka. Memilih teman yang baik bisa menghasilkan syurga tetapi bergaul dengan yang buruk bisa menyeret kita ke neraka. Na’udzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar